Entri Populer

Minggu, 11 September 2011

Dua Kunci Penting Raih Orgasme

TAHUKAH Anda, sekitar 10 persen perempuan ternyata tidak pernah mengalami orgasme, baik saat bercinta dengan pasangan atau ketika bermasturbasi. Kabar baiknya, tidak mustahil bagi perempuan untuk belajar bagaimana cara meraih orgasme.

Menurut pakar seks Louanne Cole Weston, Ph.D., pelajaran pertama dan terpenting adalah berlatih mengembangkan keseimbangan kontraksi dan relaksasi selama aktivitas seksual. Lantas, bagaimana caranya untuk merasa tegang dan santai sekaligus?

Nah, ikuti dua langkah sederhana berikut ini untuk merasakan pengalaman mencapai puncak kepuasaan saat berhubungan intim:

Kontraksi
Jenis kontraksi yang membantu perempuan mencapai orgasme adalah kontraksi otot (myotonia). Banyak perempuan salah menilai bahwa mereka harus rileks dan ''hanya berbaring'' selama berhubungan intim, karena mengira rileksasi selama berhubungan seks adalah hal yang penting. Tapi ternyata, kontraksi otot sering diperlukan untuk meraih orgasme.

Menurut Weston, banyak perempuan belajar mengalami orgasme pertama mereka dengan mengontraksikan kaki, perut, dan bagian pantat. Perempuan melaporkan, kontraksi otot yang paling membantu mencapai orgasme yakni yang berada di panggul bagian bawah. Otot tersebut adalah otot yang sama dengan yang ditekan untuk menghentikan aliran urin (kontraksi secara sadar disebut dengan latihan Kegel).

Lantas, apakah hubungan antara kontraksi otot dengan mengalami orgasme? Jawabannya adalah gairah.

Kontraksi otot tertentu meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh dan sering kali ke daerah genital. Di sisi lain, gairah tentu saja merupakan jalan bagi sebagian besar perempuan untuk mencapai orgasme.

Rileksasi
Di bagian ini, rileksasi yang Anda perlukan terletak di otak. Selama berhubungan seks, Anda harus fokus untuk merasakan sensasi rangsangan.

Banyak perempuan merasa terbantu merapalkan mantra seperti ''Sensasi ini terasa luar biasa'' berulang-ulang saat bercinta. Kegiatan tersebut membuat membuat otak sibuk, tetapi dengan pikiran yang akan mendorong gairah seksual, dan bukan dengan pikiran gugup atau negatif yang mungkin menurunkan gairah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar