REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES - Berani bertaruh: anak-anak Anda pasti berbohong soal usia saat membuka akun Facebook. Situs jejaring sosial ini tak bakal membukakan akun bagi bocah di bawah usia 10 tahun.
Namun, kini jamak di kalangan anak-anak memiliki akun Facebook. Beberapa mengetahui "aturan main" di dunia maya, beberapa tidak. Bahkan, tak sedikit yang kemudian tersandung, bahkan menjadi korban: diculik, dilarikan, atau ditipu.
Di Amerika Serikat, dua bocah digelandang ke kantor polisi di Brooklyn setelah merancang "genosida besar-besaran" di sekolah, dan digeber di akun Facebook mereka. Mereka hanya bercanda, namun hukum tak bisa menerima alasan ini.
"Ini bukan berarti bahwa anak-anak yang jahat atau buruk, mereka hanya tidak tahu bagaimana menggunakan alat-alat ini," kata Doug Fodeman, pendiri Children Online, sebuah website yang memberikan informasi orang tua dan tips untuk membantu anak-anak mereka menavigasi dunia maya dengan aman. "Pengalaman kami telah menunjukkan kepada kita bahwa strategi mereka untuk menghadapi situasi sulit online hanya dorongan, apapun yang muncul di kepala mereka."
Facebook memang kini menjadi dunia baru di luar dunia nyata kita. Sekitar 500 juta orang sekarang menggunakan situs jejaring sosial yang sangat populer itu. membantu teman-teman dan keluarga tetap terhubung di seluruh dunia, dan telah selamanya mengubah cara remaja bersosialisasi dengan satu sama lain.
Alih-alih melawannya, Fodeman yang mempelajari tingkah laku anak justru menganjurkan para orangtua untuk juga memiliki akun Facebook, bukan malah melarang anak tak bersinggungan dengan Facebook.
"Ini penting untuk membantu mengajar anak-anak bagaimana membuat keputusan yang baik dengan berbicara tentang bagaimana memilih "teman," apa yang mereka posting atau memberi komentar atas posting orang lain," ujarnya.
Berikut saran sejumlah psikolog anak soal bagaimana kita harus bersikap:
# Orangtua harus punya akun di Facebook.
"Kami terkejut dengan jumlah orang tua yang memiliki anak-anak di Facebook yang tidak memiliki akun Facebook," kata Jason K Krafsky, seorang ahli media sosial yang ikut menulis buku Facebook dan Perkawinan Anda. "Mereka benar-benar menempatkan anak-anak mereka ke wilayah tak terjamah."
Orang tua juga harus belajar bagaimana menggunakan tools dalam Facebook, seperti penandaan (tag) foto dan pengaturan privasi.
# Anak-anak harus minimal berusia 13 tahun untuk memiliki akun Facebook
"Jika mereka meminta, tetap katakan tidak, sampai mereka menjangkau usia itu," kata dokter anak Gwenn Schurgin O'Keeffe MD, dan penulis baru buku CyberSafe. "Pada tahapan usia di bawah itu, mereka tidak siap."
Fodeman berpendapat lebih, bahwa anak-anak harus menunggu sampai usia 16 tahun untuk mendapatkan akun di Facebook.
# Tahu nama anak Anda di facebook dan jika mungkin, password-nya
"Ini aturan No 1," kata Fodeman. Dia mengatakan anak-anak umumnya melakukan lebih baik bila mereka tahu orang tua telah menetapkan batas-batas untuk mereka. Biarkan anak tahu Anda akan login secara berkala untuk membaca wall mereka, feed berita, dan inbox, untuk memastikan mereka menggunakannya secara bertanggung jawab dan untuk membantu mereka tetap aman. Jika Anda hanya seorang "teman" untuk anak Anda, mereka dapat menyembunyikan informasi tertentu dari Anda.
# Minta anak Anda untuk meng-add akun Facebook Anda.
"Ada yang mengatakan hal ini adalah sebuah pelanggaran privasi, kataku sama sekali tidak," kata Schurgin O'Keeffe. "Jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak Anda, mereka akan menginginkannya. Jika mereka tidak mau, artinya ada bendera merah di sana, yang Anda sebaiknya waspada. "
# Batasi "teman" untuk anak-anak Anda adalah teman di dunia nyata.
"Kami mengatakan pada anak-anak perempuan agar 'teman' mereka adalah benar-benar nyata, orang yang mereka kenal. Jika tidak, anda tidak tahu apa yang mereka lakukan," kata Schurgin O'Keeffe.
Jangan segan untuk meminta anak Anda meng- unfriend orang yang tampak seperti pengaruh buruk. "Segala sesuatu yang Anda menaruh di sana adalah refleksi dari siapa Anda. Anda benar-benar harus dijaga. "
# Bicara offline tentang apa yang terjadi secara online.
"Bagian percakapan ini adalah bagian yang paling penting," kata Geltman. Jika seorang "teman" Facebook-nya memposting foto tindik di perut atau lidah, bertanyalah apa yang dia berpikir tentang hal itu, ia menambahkan. Jangan mengatakan, "Itu menjijikkan! Jika percakapan itu akan menjadi ajang "kuliah" bagi mereka, percakapan itu tidak akan produktif," tambahnya.
# Ajarkan anak-anak untuk melindungi privasi mereka.
Ingatkan anak untuk tidak pernah memposting nomor ponsel, alamat rumah, atau fakta bahwa orang tua mereka akan keluar pada malam Sabtu dan seterusnya. Bantulah anak mengevaluasi apa jenis foto untuk diposting. Juga, anak-anak harus tahu bahwa beberapa aplikasi Facebook (kuis, permainan, dll) adalah penyamaran untuk program adware dan spyware.
# Ajarkan anak-anak untuk melindungi reputasi mereka.
Ini bukan taktik menakut-nakuti: universitas di AS kini memeriksa penerimaan pelamardari akun Facebook mereka. Fodeman tahu suatu kasus di mana sebuah sekolah, Ivy League, membatalkan seorang calon mahasiswa yang sudah lolos seleksi hanya karena menemukan foto memalukan saat dia tengah mabuk di Facebook-nya.
Namun, kini jamak di kalangan anak-anak memiliki akun Facebook. Beberapa mengetahui "aturan main" di dunia maya, beberapa tidak. Bahkan, tak sedikit yang kemudian tersandung, bahkan menjadi korban: diculik, dilarikan, atau ditipu.
Di Amerika Serikat, dua bocah digelandang ke kantor polisi di Brooklyn setelah merancang "genosida besar-besaran" di sekolah, dan digeber di akun Facebook mereka. Mereka hanya bercanda, namun hukum tak bisa menerima alasan ini.
"Ini bukan berarti bahwa anak-anak yang jahat atau buruk, mereka hanya tidak tahu bagaimana menggunakan alat-alat ini," kata Doug Fodeman, pendiri Children Online, sebuah website yang memberikan informasi orang tua dan tips untuk membantu anak-anak mereka menavigasi dunia maya dengan aman. "Pengalaman kami telah menunjukkan kepada kita bahwa strategi mereka untuk menghadapi situasi sulit online hanya dorongan, apapun yang muncul di kepala mereka."
Facebook memang kini menjadi dunia baru di luar dunia nyata kita. Sekitar 500 juta orang sekarang menggunakan situs jejaring sosial yang sangat populer itu. membantu teman-teman dan keluarga tetap terhubung di seluruh dunia, dan telah selamanya mengubah cara remaja bersosialisasi dengan satu sama lain.
Alih-alih melawannya, Fodeman yang mempelajari tingkah laku anak justru menganjurkan para orangtua untuk juga memiliki akun Facebook, bukan malah melarang anak tak bersinggungan dengan Facebook.
"Ini penting untuk membantu mengajar anak-anak bagaimana membuat keputusan yang baik dengan berbicara tentang bagaimana memilih "teman," apa yang mereka posting atau memberi komentar atas posting orang lain," ujarnya.
Berikut saran sejumlah psikolog anak soal bagaimana kita harus bersikap:
# Orangtua harus punya akun di Facebook.
"Kami terkejut dengan jumlah orang tua yang memiliki anak-anak di Facebook yang tidak memiliki akun Facebook," kata Jason K Krafsky, seorang ahli media sosial yang ikut menulis buku Facebook dan Perkawinan Anda. "Mereka benar-benar menempatkan anak-anak mereka ke wilayah tak terjamah."
Orang tua juga harus belajar bagaimana menggunakan tools dalam Facebook, seperti penandaan (tag) foto dan pengaturan privasi.
# Anak-anak harus minimal berusia 13 tahun untuk memiliki akun Facebook
"Jika mereka meminta, tetap katakan tidak, sampai mereka menjangkau usia itu," kata dokter anak Gwenn Schurgin O'Keeffe MD, dan penulis baru buku CyberSafe. "Pada tahapan usia di bawah itu, mereka tidak siap."
Fodeman berpendapat lebih, bahwa anak-anak harus menunggu sampai usia 16 tahun untuk mendapatkan akun di Facebook.
# Tahu nama anak Anda di facebook dan jika mungkin, password-nya
"Ini aturan No 1," kata Fodeman. Dia mengatakan anak-anak umumnya melakukan lebih baik bila mereka tahu orang tua telah menetapkan batas-batas untuk mereka. Biarkan anak tahu Anda akan login secara berkala untuk membaca wall mereka, feed berita, dan inbox, untuk memastikan mereka menggunakannya secara bertanggung jawab dan untuk membantu mereka tetap aman. Jika Anda hanya seorang "teman" untuk anak Anda, mereka dapat menyembunyikan informasi tertentu dari Anda.
# Minta anak Anda untuk meng-add akun Facebook Anda.
"Ada yang mengatakan hal ini adalah sebuah pelanggaran privasi, kataku sama sekali tidak," kata Schurgin O'Keeffe. "Jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak Anda, mereka akan menginginkannya. Jika mereka tidak mau, artinya ada bendera merah di sana, yang Anda sebaiknya waspada. "
# Batasi "teman" untuk anak-anak Anda adalah teman di dunia nyata.
"Kami mengatakan pada anak-anak perempuan agar 'teman' mereka adalah benar-benar nyata, orang yang mereka kenal. Jika tidak, anda tidak tahu apa yang mereka lakukan," kata Schurgin O'Keeffe.
Jangan segan untuk meminta anak Anda meng- unfriend orang yang tampak seperti pengaruh buruk. "Segala sesuatu yang Anda menaruh di sana adalah refleksi dari siapa Anda. Anda benar-benar harus dijaga. "
# Bicara offline tentang apa yang terjadi secara online.
"Bagian percakapan ini adalah bagian yang paling penting," kata Geltman. Jika seorang "teman" Facebook-nya memposting foto tindik di perut atau lidah, bertanyalah apa yang dia berpikir tentang hal itu, ia menambahkan. Jangan mengatakan, "Itu menjijikkan! Jika percakapan itu akan menjadi ajang "kuliah" bagi mereka, percakapan itu tidak akan produktif," tambahnya.
# Ajarkan anak-anak untuk melindungi privasi mereka.
Ingatkan anak untuk tidak pernah memposting nomor ponsel, alamat rumah, atau fakta bahwa orang tua mereka akan keluar pada malam Sabtu dan seterusnya. Bantulah anak mengevaluasi apa jenis foto untuk diposting. Juga, anak-anak harus tahu bahwa beberapa aplikasi Facebook (kuis, permainan, dll) adalah penyamaran untuk program adware dan spyware.
# Ajarkan anak-anak untuk melindungi reputasi mereka.
Ini bukan taktik menakut-nakuti: universitas di AS kini memeriksa penerimaan pelamardari akun Facebook mereka. Fodeman tahu suatu kasus di mana sebuah sekolah, Ivy League, membatalkan seorang calon mahasiswa yang sudah lolos seleksi hanya karena menemukan foto memalukan saat dia tengah mabuk di Facebook-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar