BAGI kebanyakan orang, orgasme
merupakan suatu hal yang sangat didambakan ketika berhubungan intim
karena memberikan puncak kepuasan secara lahir dan batin. Akan tetapi,
ternyata tidak semua orang merasakan ''the big O'' sebagai suatu
kenikmatan. Sebagian orang justru mengasosiasikan orgasme sebagai sebuah
''siksaan'' karena mengalami sejumlah gejala berikut ini:
1. Sakit kepala
Kebanyakan orang mungkin menganggap seks sebagai obat penghilang
rasa sakit terbaik. Akan tetapi, sekitar 1% penderita migrain mengalami
sakit kepala akut selama orgasme. Coital celphalgia atau sakit kepala yang diasosiasikan dengan rangsangan seksual dan orgasme, lazimnya dialami laki-laki dibandingkan perempuan.
Biasanya, gejala tersebut muncul secara tiba-tiba tepat sebelum,
selama, dan setelah orgasme saat berhubungan intim dengan pasangan, atau
ketika bermasturbasi. Penderita biasanya merasakan sakit kepala hebat
yang dapat bertahan hingga 24 jam, bahkan ada pula yang disertai dengan
mual dan muntah.
Penderita masalah tersebut sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter supaya diberikan resep betablocker atau indomethacin
dan obat analgetik lain untuk diminum satu sampai dua jam sebelum
berhubungan seksual.Namun masalahnya, rangsangan seksual tidak bisa
menunggu eksekusi satu hingga dua jam bukan?
2. Alergi sperma
Sejumlah perempuan kemungkinan memiliki alergi terhadap hubungan
intim. Kondisi sedikit langka yang disebut dengan alergi semen (sperma)
ini, membuat penderitanya mengalami sejumlah gejala seperti gatal-gatal
dan sensasi panas terbakar di area intim, pembengkakan di area intim,
dan terkadang mengalami sesak nafas.
Hampir setengah perempuan penderita alergi sperma mengalami reaksi
alergi selama berhubungan seks di kali pertama, dan kondisi tersebut
dapat terus memburuk. Meskipun demikian, agak sulit membedakan antara
alergi sperma dengan alergi karena infeksi.
Yang lebih menarik, para ahli menyebutkan obat terbaik untuk
menyembuhkan alergi ini adalah dengan meningkatkan frekuensi hubungan
seksual dengan pasangan, tentunya dengan persetujuan dokter. Perawatan
untuk alergi sperma disebut intravaginal seminal graded challenge,
di mana penderita diberikan dosis kecil sperma pasangan ke vaginanya.
Terapi ini juga diikuti dengan frekuensi hubungan intim dua sampai tiga
kali dalam seminggu.
3. Buang air kecil
Banyak perempuan merasa malu menyadari dirinya buang air kecil
ketika berhubungan intim. Padahal kondisi tersebut bukan tak lazim,
sebab selama orgasme otot di sekitar kandung kemih dan area genital
mengalami kontraksi dan wajar jika air seni turut keluar karena Anda
terlalu berkonsentrasi pada hubungan intim.
Gejala buang air kecil ketika berhubungan intim diasosiasikan dengan
iritasi kandung kemih dan lemahnya otot lantai pelvis. Akan tetapi,
tidak sedikit yang salah membedakan gejala ini dengan ejakulasi, di mana
perempuan mengeluarkan cairan bening akibat stimulasi pada G-spot. Ejakulasi pada perempuan merupakan hal yang normal sehingga tidak perlu dilakukan tindakan preventif.
Sementara itu, jika berhadapan dengan masalah buang air kecil saat
berhubungan intim, salah satu cara mengatasinya adalah memperkuat otot
pelvis dengan latihan Kegel. Selain itu, membatasi konsumsi cairan dan
pergi ke toilet sebelum berhubungan intim juga merupakan tindakan
preventif. Dokter biasanya akan memberikan resep otybutynin atau obat-obatan lain untuk mengatasi masalah kandung kemih yang terlampau aktif.
4. Bersin
Salah satu reaksi yang paling mengganggu saat berhubungan intim
adalah bersin yang timbul secara tiba-tiba dan berulang kali tepat
setelah orgasme. Ada beberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab
gejala ini. Pertama, akibat meningkatnya aliran darah di dalam tubuh,
atau sebagai reaksi iritasi eksternal. Selain itu, para ahli juga
menemukan fakta bahwa bersin merupakan pertanda rangsangan serta pikiran
seksual.
Perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah bersin selama berhubungan intim yakni dengan mengonsumsi obat-obatan nasal decongestant sebelum berhubungan intim.
5. Sakit perut
Orgasme juga dapat menimbulkan gejala tidak menyenangkan berupa rasa
sakit pada perut. Jika rasa sakit itu muncul kadang-kadang dan Anda
tidak menunjukkan gejala lainnya, maka rasa sakit itu akan segera lenyap
setelah beberapa saat. Gejala tersebut muncul akibat kontraksi otot di
area lantai pelvis yang juga terasa pada perut bagian bawah.
Kemungkinan lain yang menjadi penyebabnya adalah kegagalan mencapai
orgasme. Selama menerima rangsangan seksual, darah yang mengalir di
lantai pelvis meningkat. Jika Anda tidak mencapai orgasme, maka pelvis
mengalami kemampatan sehingga memicu rasa tidak nyaman pada perut bagian
bawah.
Akan tetapi, jika mengalami sakit perut akut disertai sensasi
terbakar dan gejala-gejala mencurigakan lainnya, lebih baik segera
memeriksakan diri ke dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar