SEMASA kehamilan, bumil memang perlu menjaga
kehamilannya dengan baik. Salah satunya adalah mencegah untuk tidak
tertular parasit dari hewan. Kalau tidak hati-hati, bisa saja parasit
tersebut masuk ke dalam tubuh bumil dan membahayakan dirinya serta janin
dalam kandungan. Hewan apa saja yang bisa memberi infeksi pada bumil
dan calon bayinya?
Masa Rawan Kehamilan
Menurut dr. Prima Progestian, SpOG, beberapa hewan memang ada yang
membahayakan bumil, ada pula yang tidak. Semua itu bergantung dari
seberapa dekat bumil melakukan kontak dengan hewan tersebut.
“Misal, kalau bumil senang memeluk, mencium bahkan tidur bareng
dengan hewan tersebut, ini mungkin bisa membahayakannya. Terlebih bila
hewan itu tidak bersih, sebut saja kucing kampung yang liar,” ungkap
Dokter spesialis kandungan yang berpraktik di Brawijaya Women &
Children Hospital ini.
Dikatakannya, masa usia kehamilan adalah masa rawan bumil untuk
terkontaminasi bakteri, termasuk yang ditimbulkan oleh hewan. Utamanya
pada trimester pertama kehamilan – mulai awal kehamilan hingga 12
minggu. Pasalnya saat itu adalah masa-masa pembentukan organ
(organogenesis) pada janin seperti otak, telinga, alat gerak, dan
sebagainya.
“Oleh karenanya, pada masa kehamilan tersebut, bumil sebaiknya
menghindari bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan hewan yang
berisiko membawa penyakit,” anjurnya.
Hewan dan Penyakitnya
Hewan peliharaan yang berisiko membawa penyakit bagi bumil antara lain:
1. Kucing
Umumnya parasit yang ditimbulkan pada kucing adalah toksoplasma. Siklus
hidup parasit ini biasa terdapat pada kotoran kucing. Bila bumil telah
terinfeksi tokso pada trimester awal dan akhir maka dapat membahayakan
keselamatan dan perkembangan janin di dalam kandungan. Dampaknya janin
berisiko keguguran, hamil anggur, mengakibatkan kematian pada bayi, atau
bahkan bayi lahir namun dengan kondisi kepala yang besar seperti
Hydrocephalus.
Sebagian besar wanita yang menderita toksoplasma, tidak merasakan adanya
gejala. Hanya sebagian kecil saja yang merasakan gejalanya, seperti
sedikit nyeri otot, pembesaran getah bening dan flek saat hamil.
Untuk mengetahui adanya tokso di dalam tubuh, sebaiknya sebelum menikah
atau sebelum merencanakan program hamil dilakukan pemeriksaan TORCH
(toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes) terlebih dulu guna
mengetahui apakah wanita tersebut sudah memiliki antibodi dengan
toksoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes. Jika sudah terdapat
antibodi di dalam tubuhnya maka tidak perlu khawatir dengan kondisi
kucing peliharaannya.
“Kondisi yang paling membahayakan justru apabila sebelum hamil belum
terinfeksi tokso, lalu saat hamil baru terinfeksi tokso,” ujar dr.
Prima.
Apabila terjadi serokonversi – perubahan dari negatif menjadi positif -
maka semasa kehamilan diperlukan pemeriksaan USG guna memantau apakah
ada kecacatan pada janinnya.
Selanjutnya, perlu dilakukan pengobatan bila bumil sudah terlanjur terinfeksi tokso, yaitu dengan spiramycin
(obat antibiotik) sepanjang kehamilannya. Diharapkan bakteri
toksoplasma tersebut akan hilang. Meskipun begitu, kemungkinan
terjadinya kelainan pada janin masih bisa terjadi.
“Kerusakan pada janin itu bergantung seberapa parah si bumil terinfeksi
toksoplasmanya, tapi biasanya kerusakan yang terjadi berkisar 2 – 4
persen,” akunya.
2. Hamster
LCMV (Lymphocytic Choriomenigitis Virus) atau Viral Meningitis adalah
virus yang terdapat pada hewan-hewan pengerat seperti tikus dan hamster.
Tanda-tanda awal jika terserang virus ini adalah demam, mual,
muntah-muntah, sakit pada otot dan kepala serta sakit pada
kelenjar-kelenjar tubuh.
LCMV ini merupakan satu-satunya virus yang dapat menembus dinding
plasenta dalam rahim. Bila janin terinfeksi virus ini biasanya lahir
dalam keadaan cacat atau bahkan meninggal. Cara penularan dari virus ini
adalah dengan menyentuh air kencing, mata atau mulut hewan yang
terinfeksi virus ini.
Jangan khawatir, satu atau dua ekor hamster di dalam rumah yang terawat
kebersihannya tidak akan membahayakan bumil. Tapi hamster peliharaan
dapat pula terinfeksi LCMV setelah kontak dengan tikus liar di fasilitas
pembibitan, toko hewan peliharaan atau rumah.
Lebih berhati-hatilah pada saat musim hujan atau banjir. Saat itu
penyakit ini bisa mengancam karena tikus-tikus liar biasanya bermunculan
di sekitar rumah.
Jika bumil terkena virus LCMV ini sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter kandungan agar segera diberi suntikan antibiotik.
3. Anjing
Anjing tergolong hewan yang tidak terlalu membahayakan bagi bumil. Hanya
saja bila tidak terjaga kebersihannya, bakteri kutu yang terdapat pada
bulu-bulu anjing bisa menimbulkan penyakit kulit pada manusia, termasuk
bumil.
Jenis penyakit kulit yang ditimbulkan oleh kutu anjing biasanya adalah
jamur sehingga menimbulkan gatal-gatal pada bumil namun tidak akan
berdampak buruk bagi janinnya. Untuk mengatasi rasa gatal tersebut
konsultasikan kepada dokter kulit.
Selain itu anjing juga bisa membawa penyakit rabies. Jadi, pastikan
anjing peliharaan Anda untuk mendapatkan suntikan vaksin rabies.
4. Unggas
Hewan yang termasuk dalam jenis golongan ini adalah ayam dan bebek.
Hewan ini juga berpotensi membahayakan bumil utamanya jika terjangkit
flu burung.
Untuk menghindari hal tersebut, langkah yang bisa dilakukan adalah memberikan vaksin flu burung pada seluruh hewan unggas.
Juga, sebaiknya kandang atau tempat tinggal ayam atau bebek jangan
dibuat berdampingan dengan tempat tinggal bumil. (Sumber: Tabloid Mom
& Kiddie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar