"Teman saya bercerita, ketika sedang berhubungan intim dengan
suaminya dan mencapai klimaks, tiba-tiba dari vaginanya keluar semacam
cairan. Cairan ini, katanya, cukup banyak, tidak terlihat seperti urine
dan tidak berbau, tetapi teman saya jadi malu kepada suaminya. Teman
saya tidak tahu cairan apakah itu sebenarnya. Waktu mencari-cari
informasi di internet, ia menemukan apa yang disebut 'ejakulasi
perempuan'. Apakah ejakulasi perempuan itu, Dok? Bukankah hanya
laki-laki yang bisa ejakulasi?" (Delvi, via e-mail)
Menurut
dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpRM, MKes (MMR), Sex Consultant &
Rehabilitation Specialist Klinik WIN, ejakulasi memang hanya terjadi
pada laki-laki. Pada saat itu, yang terjadi adalah keluarnya air mani
yang di dalamnya terkandung banyak sperma alias bibit lelaki. Jumlahnya
bisa ratusan juta pada laki-laki yang sehat sehingga bisa menyebabkan
kehamilan pada wanita.
Nah, kalau yang terjadi adalah keluarnya
cairan pada wanita, terutama (saya katakan terutama) saat orgasme, itu
sering disebut sebagai squirt. Pada saat itu, yang keluar
bukanlah air kencing (dari dalam kandung kencing) dan juga bukan air
mani (karena air mani hanya ada pada lelaki).
Cairan itu diproduksi kelenjar-kelenjar yang ada di sekitar vagina. Squirt
bisa terjadi berkali-kali dalam satu kali periode hubungan seksual.
Jumlahnya dalam sekali semprot tentu saja berbeda-beda pada setiap
wanita. Ada yang hanya sedikit, dan bahkan ada juga yang sangat banyak.
Kalau
memang itu yang terjadi, teman Anda tidak perlu malu. Ia justru harus
bangga karena tidak ada banyak wanita seperti itu. Sekali lagi perlu
diyakinkan bahwa itu bukan air kencing (dari kandung kemih). Keluarnya
cairan ini selalu sebagai penyerta saat wanita tersebut mengalami
orgasme. Jika cairan keluar bukan saat orgasme, kemungkinan besar otot
di kandung kencing lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar