Berbelanja memang bisa menimbulkan rasa bahagia, namun tak jarang
juga menimbulkan rasa bersalah karena Anda cenderung membeli di luar
kebutuhan.Sedikit banyak, kecenderungan ini dipicu oleh "akal bulus"
department store atau supermarket untuk menarik para pembelinya. Apa
saja sih strategi yang mereka terapkan sehingga membuat Anda
menghabiskan uang lebih banyak ketika berbelanja?
1. Tata letak toko. Barang-barang
di mal memang sengaja dirancang sedemikian rupa agar pelanggan mencari
lebih jauh berbagai benda yang tidak masuk dalam daftar belanjaan.
Perhatikan saja, biasanya di bagian pintu masuk supermarket biasanya
terdapat sebuah outlet kecil yang menjajakan roti yang baru
dipanggang. Siapa yang tahan menolak aroma roti yang baru dipanggang
ini, sementara troli belanja Anda masih kosong? Sedangkan benda-benda
yang benar-benar Anda butuhkan, misalnya susu, berada di lorong paling
belakang sehingga memaksa Anda untuk menyusuri lorong yang memajang
benda-benda lain yang menggoda. Salah satu trik untuk menghindarinya
adalah dengan fokus pada berbagai benda yang ada dalam daftar belanja.
Berjalanlah dengan cepat langsung ke tempat tujuan.
Selain itu,
mal juga dirancang agar pelanggan membeli barang-barang yang mahal. Tata
letak mal membuat pelanggan bergerak menyusuri mal dari sisi kanan ke
kiri, sehingga barang-barang yang terbaik bisa ditemukan di sisi kanan
mal. Benda-benda dengan merek yang terkenal dan mahal biasanya
ditempatkan pada rak dengan ketinggian sejajar dengan mata, sedangkan
barang yang lebih murah diletakkan di bagian atas yang sulit untuk
dilihat.
2. Diskon. Sebuah studi menunjukkan
bahwa sekitar 30 persen orang berbelanja lebih dari yang mereka butuhkan
karena tergiur diskon. Padahal, diskon merupakan cara yang dilakukan
mal untuk menjual berbagai produk yang kurang populer dan tidak laku
dijual. Selain itu, iming-iming bonus produk juga sering ditawarkan,
misalnya, "Beli 1 dapat 2". Akibatnya, akan muncul perasaan sia-sia jika
tidak memanfaatkan peluang mendapatkan barang gratis. Jika Anda sedang
berhemat, tanyakan pada diri Anda apakah Anda benar-benar membutuhkan
benda tersebut sekalipun benda tersebut diberikan gratis. Jika
jawabannya adalah iya, maka belilah benda tersebut. Namun ingatlah untuk
menyesuaikan daftar belanja di waktu berikutnya agar Anda tetap dalam budget.
3. Memberikan kemudahan.
Tidak diragukan lagi bahwa berbagai sayuran yang sudah dipotong kecil,
daging yang sudah dipotong dan dibumbui, atau daging cincang, memudahkan
proses memasak Anda. Tetapi ingatlah, bahwa semua hal yang bisa
mempermudah Anda ini juga harus dibayar lebih mahal. Produk pre-cut ini bisa bernilai dua kali lipat lebih mahal dari versi makanan yang tak dipotong.
4. Produk sampel. Rasanya
setiap orang akan menyukai berbagai produk sampel yang diberikan
gratis, terutama jika dalam bentuk makanan. Pemberian sampel ini
bertujuan untuk mempromosikan makanan baru dan memberikan harga yang
lebih mahal. Meskipun berbagai produk baru ini tidak termasuk dalam
daftar belanjaan Anda, namun karena tergiur dengan rasanya yang enak
atau bentuknya yang menarik, Anda justru tergoda untuk membelinya.
Nikmati saja produk gratis yang berikan, namun pikirkan kembali untuk
membelinya di lain waktu karena Anda belum membutuhkannya saat ini.
5. Musik. Hampir
setiap mal memasang musik untuk menghibur pelanggannya, dan hal inilah
yang membuat Anda betah berkeliling lebih lama dan menghabiskan lebih
banyak uang. Sebuah studi melaporkan bahwa sekitar 70 persen benda-benda
yang dibeli ketika berbelanja sebenarnya tidak direncanakan untuk
dibeli. Anda membelinya karena terlalu lama berada di dalam toko sambil
mendengarkan musik. Musik akan membuat perasaan Anda menjadi nyaman dan
tanpa sadar akan membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih
menyenangkan. Sebuah riset yang dilakukan kepada para konsumen juga
mempelajari bahwa cat dinding dan jenis musik mempengaruhi kenyamanan
pelanggan. Untuk menghindari hal ini, jangan terhanyut dengan musik,
atau putar saja musik Anda sendiri melalui pemutar musik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar