Rabu, 27 Juli 2011

Lima Faktor Biologis Penentu Ketertarikan

TAHUKAH Anda, ketertarikan seseorang terhadap lawan jenis itu ternyata bisa dipengaruhi oleh gen? Sejumlah penelitian membuktikan, beberapa faktor seperti level stres, indeks massa tubuh, sampai perilaku egois turut berpengaruh dalam menciptakan ketertarikan antarmanusia.

Level stres
Menurut artikel dari surat kabar Inggris The Independent, ''lelaki yang dinilai paling menarik secara fisik oleh perempuan, memiliki tanda stres oksidatif tingkat terendah.''

Sebanyak sepuluh pengukuran diambil dari lelaki untuk menentukan simetri mereka. Kemudian mereka diuji dan ditanyai untuk indikator stres oksidatif. Akhirnya, sekelompok perempuan diminta untuk menilai daya tarik fisik lewat gambar tubuh dan wajah lelaki. Hasil penelitian menunjukkan, lelaki yang dinilai menarik bagi para perempuan memiliki tingkat stres oksidatif yang lebih rendah secara signifikan. Selain itu, lelaki dengan tubuh lebih simetris dan tingkat stres oksidatif lebih rendah dinilai lebih menarik.

Indeks massa tubuh
Studi tersebut juga melaporkan bahwa rasio 20,85 ditemukan paling menarik pada perempuan. Sebab, menurut peneliti, hal tersebut dipandang lelaki sebagai sebagai tanda kesehatan yang baik dan potensi reproduksi yang baik. Sebuah penelitian dari University of California menunjukkan, perempuan dengan pinggul lebih besar memiliki performa lebih baik dalam tes kecerdasan, seperti halnya anak-anak mereka.

Panjang kaki
Anehnya, panjang kaki dinilai berbeda oleh lelaki dan perempuan. Perempuan berkaki panjang dinilai lebih menarik oleh lelaki, sedangkan lelaki dengan kaki yang sama panjang seperti batang tubuhnya lebih disukai oleh perempuan.

Luka wajah
Bekas luka di wajah lelaki dipandang sebagai sesuatu yang menarik, selama itu adalah bekas luka yang tepat. Bekas luka di wajah terutama yang terlihat seperti luka yang diakibatkan kemarahan meningkatkan daya tarik seorang lelaki untuk hubungan jangka pendek, menurut sebuah studi dari Liverpool University.

Perilaku altruistik
Penelitian baru telah menemukan bukti genetik bahwa perilaku mementingkan diri sendiri atau altruistik, mungkin telah berevolusi karena hal itu merupakan salah satu kualitas yang dicari nenek moyang kita pada pasangan. Hasil penelitian menunjukkan, di masa lalu evolusi kita, mereka yang memiliki preferensi kuat terhadap perilaku altruistik lebih sering menikah dengan orang-orang yang lebih altruistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar