RASA gugup dan cemas wajar dihadapi oleh setiap karyawan baru, baik mereka yang telah berpengalaman atau belum berpengalaman. Bagaimana pun kondisinya, Anda tentu ingin menciptakan kesan yang baik di mata atasan.
Tinggalkan semua kekhawatiran dan mulailah berfokus pada strategi-stategi sederhana namun efektif, untuk menciptakan kesan yang baik seperti berikut ini:
Profesional
Setiap atasan tentu mengharapkan karyawan yang mampu berlaku sesuai etiket kantor. Datang tepat waktu, mengenakan pakaian rapi dan layak, serta menjaga ruang kerja tetap bersih merupakan suatu keharusan.
''Kecuali Anda membutuhkannya untuk pekerjaan, silakan menyimpan ponsel Anda atau menonaktifkannya. Atasan atau rekan kerja Anda mungkin akan melihat SMS atau mengecek telepon sebagai perilaku ofensif dan mengganggu,'' kata Carolyn Yencharis Corcoran, asisten direkrut Insalaco Center for Career Development di Misericordia University, Dallas, seperti dikutip situs msn.careerbuilder.com.
Percaya diri
Setiap orang, mulai dari lulusan baru yang harus berhadapan dengan bos pertamanya, atau karyawan veteran yang harus melapor kepada seseorang yang belum pernah dia jumpai, pasti sedikit gugup ketika memasuki situasi baru. Tapi, meredam kegelisahan tersebut sangat penting demi membangun hubungan kerja yang baik.
''Para bos masih menyukai orang-orang yang menatap mata mereka ketika menyapa atau berjabat tangan. Hal ini menyiratkan 'aku punya kepercayaan diri,''' ujar Alan Vengel, seorang konsultan isu-isu tempat kerja dan penulis Twenty Minutes to a Top Performer dan The Influence Edge.
Mendengarkan
Rasa gugup bisa membuat orang terlalu banyak bicara, mulai dari mengocehkan setiap detail sampai mencoba membuktikan kompetensi diri dengan menunjukkan apa yang dia ketahui. Padahal, lebih baik bagi karyawan untuk banyak mendengarkan daripada bersuara.
''Kedengarannya sederhana, tetapi lebih banyak mendengarkan daripada berbicara merupakan pekerjaan menantang ketika Anda ingin membuat orang lain terkesan,'' kata Vengel.
Menurutnya, menampilkan keterampilan mendengar yang baik adalah cara terbaik untuk menunjukkan rasa hormat. Tapi, bukan berarti Anda sama sekali tidak boleh membuka mulut. Sebaliknya, Vengel mengatakan, merangkum instruksi atasan dapat membantu memperjelas informasi dan menunjukkan bahwa Anda benar-benar mengerti.
Bertanya
Kadang, karyawan enggan bertanya karena takut terlihat buruk di mata atasan. Padahal, para atasan jauh lebih menyukai karyawannya bertanya daripada membuat kesalahan. Demikian pula, mengajukan pertanyaan cerdas mengenai perusahaan atau bidang pekerjaan menunjukkan Anda memiliki minat dalam pekerjaan di luar gaji.
''Tunjukkan semangat untuk belajar. Teruslah merasa penasaran tentang industri di mana Anda sekarang bekerja dan ajukan pertanyaan-pertanyaan,'' kata Corcoran.
Jika ada sedikit jeda di tengah pekerjan, pergunakan waktu luang tersebut untuk sesuatu yang positif. Tanyakan apakah Anda dapat membantu sesama rekan kerja dengan suatu proyek, atau tanyakan apakah Anda bisa menanyai beberapa karyawan lain di perusahaan untuk mendapatkan gambaran yang lebih bulat tentang organisasi Anda dan apa yang dilakukannya.
''Siapkan beberapa pertanyaan yang baik untuk diajukan, dan bukan sekadar 'Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?' Bos harus percaya bahwa Anda memiliki ketertarikan nyata dalam pekerjaan. Ingat, mereka mungkin masih berpikir apakah telah membuat keputusan yang tepat dengan mempekerjakan Anda. Jadi, dalam dua sampai tiga minggu pertama Anda perlu terus membuat kesan yang baik,'' imbuhnya.
Mengakui kesalahan
Setiap orang diciptakan jauh dari sempurna. Dengan demikian, kesalahan adalah salah satu fakta hidup yang mau tak mau harus Anda terima. Insting pertama manusia ketika berbuat salah mungkin menghindar atau mencari kambing hitam. Tapi, mengambil tanggung jawab ketika sesuatu berjalan salah justru menunjukkan sikap dapat dipercaya.
''Jika Anda membuat kesalahan, biarkan atasan tahu bahwa Anda belajar dari kesalahan itu dan akan bangkit dari kemunduran,'' ujar Carol Roth, seorang ahli strategi bisnis dan penulis The Entrepreneus Equation: Evaluating the Realities, Risks and Rewards of Having Your Own Business.
Akuilah kesalahan dan berterus terang saja tentang apa yang tidak Anda ketahui. Para ahli cenderung setuju bahwa kalimat sederhana seperti 'saya menyesal' dan sepotong penjelasan singkat, mungkin menjadi cara yang paling efektif. Sebaliknya, terlalu emosional atau menawarkan alasan panjang dan berbelit-belit justru bisa membuat situasi semakin tidak nyaman.
Jika mungkin, berikan peringatan kepada atasan sebelum masalah terjadi. Dengan demikian Anda dapat memaksimalkan pilihan, seperti memperpanjang tenggat waktu atau meminta bantuan rekan kerja. Tindakan tersebut juga menunjukkan kepedulian Anda terhadap kepentingan organisasi, bukan hanya untuk membuat diri terlihat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar