Rabu, 09 November 2011

Lima Siksaan Orgasme

BAGI kebanyakan orang, orgasme merupakan suatu hal yang sangat didambakan ketika berhubungan intim karena memberikan puncak kepuasan secara lahir dan batin. Akan tetapi, ternyata tidak semua orang merasakan ''the big O'' sebagai suatu kenikmatan. Sebagian orang justru mengasosiasikan orgasme sebagai sebuah ''siksaan'' karena mengalami sejumlah gejala berikut ini:

1. Sakit kepala
Kebanyakan orang mungkin menganggap seks sebagai obat penghilang rasa sakit terbaik. Akan tetapi, sekitar 1% penderita migrain mengalami sakit kepala akut selama orgasme. Coital celphalgia atau sakit kepala yang diasosiasikan dengan rangsangan seksual dan orgasme, lazimnya dialami laki-laki dibandingkan perempuan.

Biasanya, gejala tersebut muncul secara tiba-tiba tepat sebelum, selama, dan setelah orgasme saat berhubungan intim dengan pasangan, atau ketika bermasturbasi. Penderita biasanya merasakan sakit kepala hebat yang dapat bertahan hingga 24 jam, bahkan ada pula yang disertai dengan mual dan muntah.

Penderita masalah tersebut sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter supaya diberikan resep betablocker atau indomethacin dan obat analgetik lain untuk diminum satu sampai dua jam sebelum berhubungan seksual.Namun masalahnya, rangsangan seksual tidak bisa menunggu eksekusi satu hingga dua jam bukan?

2. Alergi sperma
Sejumlah perempuan kemungkinan memiliki alergi terhadap hubungan intim. Kondisi sedikit langka yang disebut dengan alergi semen (sperma) ini, membuat penderitanya mengalami sejumlah gejala seperti gatal-gatal dan sensasi panas terbakar di area intim, pembengkakan di area intim, dan terkadang mengalami sesak nafas.

Hampir setengah perempuan penderita alergi sperma mengalami reaksi alergi selama berhubungan seks di kali pertama, dan kondisi tersebut dapat terus memburuk. Meskipun demikian, agak sulit membedakan antara alergi sperma dengan alergi karena infeksi.

Yang lebih menarik, para ahli menyebutkan obat terbaik untuk menyembuhkan alergi ini adalah dengan meningkatkan frekuensi hubungan seksual dengan pasangan, tentunya dengan persetujuan dokter. Perawatan untuk alergi sperma disebut intravaginal seminal graded challenge, di mana penderita diberikan dosis kecil sperma pasangan ke vaginanya. Terapi ini juga diikuti dengan frekuensi hubungan intim dua sampai tiga kali dalam seminggu.

3. Buang air kecil
Banyak perempuan merasa malu menyadari dirinya buang air kecil ketika berhubungan intim. Padahal kondisi tersebut bukan tak lazim, sebab selama orgasme otot di sekitar kandung kemih dan area genital mengalami kontraksi dan wajar jika air seni turut keluar karena Anda terlalu berkonsentrasi pada hubungan intim.

Gejala buang air kecil ketika berhubungan intim diasosiasikan dengan iritasi kandung kemih dan lemahnya otot lantai pelvis. Akan tetapi, tidak sedikit yang salah membedakan gejala ini dengan ejakulasi, di mana perempuan mengeluarkan cairan bening akibat stimulasi pada G-spot. Ejakulasi pada perempuan merupakan hal yang normal sehingga tidak perlu dilakukan tindakan preventif.

Sementara itu, jika berhadapan dengan masalah buang air kecil saat berhubungan intim, salah satu cara mengatasinya adalah memperkuat otot pelvis dengan latihan Kegel. Selain itu, membatasi konsumsi cairan dan pergi ke toilet sebelum berhubungan intim juga merupakan tindakan preventif. Dokter biasanya akan memberikan resep otybutynin atau obat-obatan lain untuk mengatasi masalah kandung kemih yang terlampau aktif.

4. Bersin
Salah satu reaksi yang paling mengganggu saat berhubungan intim adalah bersin yang timbul secara tiba-tiba dan berulang kali tepat setelah orgasme. Ada beberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab gejala ini. Pertama, akibat meningkatnya aliran darah di dalam tubuh, atau sebagai reaksi iritasi eksternal. Selain itu, para ahli juga menemukan fakta bahwa bersin merupakan pertanda rangsangan serta pikiran seksual.

Perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah bersin selama berhubungan intim yakni dengan mengonsumsi obat-obatan nasal decongestant sebelum berhubungan intim.

5. Sakit perut
Orgasme juga dapat menimbulkan gejala tidak menyenangkan berupa rasa sakit pada perut. Jika rasa sakit itu muncul kadang-kadang dan Anda tidak menunjukkan gejala lainnya, maka rasa sakit itu akan segera lenyap setelah beberapa saat. Gejala tersebut muncul akibat kontraksi otot di area lantai pelvis yang juga terasa pada perut bagian bawah.

Kemungkinan lain yang menjadi penyebabnya adalah kegagalan mencapai orgasme. Selama menerima rangsangan seksual, darah yang mengalir di lantai pelvis meningkat. Jika Anda tidak mencapai orgasme, maka pelvis mengalami kemampatan sehingga memicu rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah.

Akan tetapi, jika mengalami sakit perut akut disertai sensasi terbakar dan gejala-gejala mencurigakan lainnya, lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar