ANDA tidak bisa hamil saat
menstruasi dan bisa mendapatkan penyakit menular seksual dari dudukan
toilet. Kalimat ini mungkin tidak asing lagi dan mungkin sudah Anda
terima sebagai suatu kebenaran. Padahal, pernyatan ini tidak sepenuhnya
benar.
Selain itu, masih banyak mitos lainnya seputar seks yang aman dan
kesehatan reproduksi. Untuk membantu Anda menemukan pemahaman yang
tepat, berikut uraian dari Dr. Sophia Yen, MD, peneliti dari Lucile Packard Children's Hospital di Palo Alto, California:
Anda bisa tertular STD (Sexually transmitted diseases) dari dudukan toilet
Menurut Yen, STD tidak bisa hidup di luar
tubuh untuk jangka waktu lama, khususnya di permukaan keras seperti
dudukan toilet. Selain itu, STD tidak ada di dalam air seni."Risiko
tertular dari pengguna toilet sebelumnya hampir tidak ada," terang Yen,
seperti dikutip situs health.com.
Yang perlu Anda khawatirkan adalah hal lain yang terlihat sepele,
seperti kontak antara kulit atau mulut. Berciuman misalnya, menurut Yen,
bisa menularkan herpes dan ciuman yang dalam bahkan bisa menyebarkan
penyakit kencing nanah dan klamidia oral. Sedang gesekan kulit, bisa
menularkan infeksi seperti kutil genital, herpes, kudis, dan kutu
kemaluan.
Anda bisa hamil saat melakukan seks pertama kali
Risiko hamil tetap sama saat pertama kali melakukan seks atau seks
berikutnya."Pada faktanya, data statistik menyebutkan bahwa 20 persen
orang hamil dalam sebulan setelah melakukan seks," terang Yen.
Anda tidak bisa hamil saat menstruasi
Anda tetap saja berisiko hamil, khususnya jika tidak menggunakan
kondom atau pil KB. Beberapa perempuan mempunyai masa menstruasi panjang
sehingga bertumpang tindih dengan awal masa ovulasi. Artinya, perempuan
bisa subur meskipun mereka sedang menstruasi.
Sebagai contoh, Anda mempunyai siklus pendek (21 hari misalnya) dan
menstruasi Anda berlangsung selama satu minggu. Jika Anda berhubungan
seks di akhir masa menstruasi, Anda bisa hamil karena sperma bisa hidup
hingga 72 jam di saluran reproduksi.
Perempuan perlu melakukan pap smear saat memasuki usia 18
Pada 2003, American College of Obstetricians and Gynecologists mengubah anjuran mengenai pap test yang dikenal juga dengan pap smear.
Sebelumnya, perempuan dianjurkan melakukan tes segera setelah melakukan
hubungan seks pertama kali atau segera setelah memasuki usia 18.
Sekarang, pap smear tidak dianjurkan hingga perempuan sudah aktif secara seksual selama tiga tahun atau hingga mereka memasuki usia 21.
Pap smear
awal kelihatannya tidak berbahaya. Tapi stres yang ditimbulkan akan
membuat perempuan menjauhi ginekolog atau menahan diri untuk tidak
meminta kontrol kehamilan. Perempuan muda, terang Yen, seharusnya bisa
mendatangi dokter dan berdiskusi mengenai kesehatan tanpa harus
menjalani tes yang tidak perlu.
Sebagian besar kasus human papillomavirus (HPV),
terang Yen, akan hilang dengan sendirinya dalam waktu tiga tahun. Virus
HVP yang bertahan setelah tiga tahun (yang berisiko memicu kanker
serviks) akan terdeteksi pada pap smear yang dilakukan di usia 21.
Pil KB memicu penambahan berat badan
Meskipun hasil percobaan klinis tidak bisa membuktikan hubungan
antara pil kontrasepsi oral dan penamabahan badan, tetap saja banyak
perempuan yang meyakini hubungan tersebut.
Sebuah review yang menganalisis 44 percobaan menemukan bahwa
meskipun beberapa partisipan mengalami penambahan berat badan, tidak ada
bukti bahwa pemicunya adalah pil KB.
IUD tidak aman untuk remaja
Intrauterine devices (IUDs)
adalah objek kecil yang dimasukkan melalui serviks dan ditempatkan di
dalam rahim untuk mencegah kehamilan hingga 12 tahun. Cara ini cocok
untuk jangka panjang karena Anda tidak perlu menggunakan pil setiap
hari.
Ada informasi yang menyebutkan bahwa IUDs bisa meningkatkan penyakit radang panggul pada perempuan di bawah 18.
Akan tetapi pada 2007, American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa IUDs aman dan efektif pada sebagian besar orang dewasa serta remaja.
Semprot vagina (douching) merupakan cara sehat membersihkan vagina
Vagina mempunyai sistem pembersihan sendiri. Menurut The National Women̢۪s Health Information Center,douching
lebih banyak menyebabkan efek negatif daripada manfaat positif. Bakteri
alami di dalam vagina berfungsi menjaga agar vagina tetap bersih dan
sehat. Douching bisa mengganggu keseimbangan dan menyebarkan infeksi vagina ke saluran tuba fallopi dan rahim.
Anda bisa menjaga kebersihan bagian luar vagina dengan menggunakan
air hangat dan sabun ringan tanpa pewangi . Cobalah menghindari tampon, pad, bedak, atau semprot (spray) berpewangi yang bisa meningkatkan infeksi vagina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar