Pria umumnya hanya memiliki dua pilihan metode KB, yakni kondom dan vasektomi. Kondom menjadi populer karena penggunaannya yang mudah. Vasektomi tidak dilirik karena menakutkan. Menurut data BKKBN, partisipasi pria dalam KB hanya mencapai 1,5 persen dan hanya 0,2 persen peserta KB pria yang bersedia divasektomi.
Sebenarnya apa itu vasektomi? Mengapa vasektomi terdengar begitu menakutkan?
Vasektomi adalah mengikat saluran sperma pria yang pertama kali diaplikasikan pada pria di tahun 1899 dan marak dilakukan selama Perang Dunia ke-2.
Pada metode yang lebih modern, dikembangkan oleh Thailand, yang disebut dengan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP), hal ini tidak dilakukan dengan cara yang menyeramkan. Hanya dibius lokal pada kulit sebelah pinggir kantong buah zakar setelah meraba lokasi saluran sel sperma atau vas deferens.
Lalu, bagian tersebut dibedah beberapa sentimeter untuk menemukan saluran. Saluran sperma lalu diikat pada dua sisi dan dipotong, lalu dimasukkan kembali ke dalam kantong zakar. Bekas luka pun dijahit. Proses ini memakan waktu 10 hingga 20 menit untuk kedua sisi buah zakar.
Menurut Dr Yusro Hadi Maksum, pemimpin penelitian vasektomi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, vasektomi adalah cara ampuh untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Bahkan, vasektomi telah berkembang pesat di negara-negara yang berpenduduk padat seperti China, India, dan Amerika Serikat.
Tidak hanya itu, vasektomi pun memiliki dampak positif bagi kesehatan dan kehidupan seks. Diketahui bahwa vasektomi adalah salah satu metoda dalam penyembuhan pembengkakkan kelenjar prostat.
Dalam seks, pasangan suami istri akan lebih menikmati seks karena tidak lagi dikhawatirkan adanya kebocoran yang dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. "Hal ini membuat seks semakin hot," ujarnya.
Menurut penelitian yang dilakukan Dr. Yusro di Bandar Lampung, responden yang bersedia divasektomi mengakui bahwa frekuensi hubungan seksual dengan sang istri meningkat bahkan bisa mencapai dua kali ejakulasi semalam. "Peningkatan frekuensi hubungan seksual terjadi karena secara psikologis tidak terbebani dan adanya rangsangan yang muncul karena tersumbatnya saluran," kata Dr. Yusro.
Menurutnya, rangsangan-rangsangan dari dalam muncul ketika sperma terhenti di sekitar testis. Selama proses menunggu tubuh menghancurkan sperma tersebut, ada rangsangan yang yang menusuk saraf di sekitar alat kelamin sehingga keinginan mencapai kenikmatan seksual pun bertambah.
Namun memang, cairan yang keluar tidak akan sekental seperti sebelum melakukan vasektomi. Hal ini dikarenakan bibit sperma sudah tidak ikut keluar dalam ejakulasi.
Vasektomi tidak akan mengakibatkan impotensi karena tidak akan terjadi penumpukan. Bibit sperma yang diproduksi setiap 1x24 jam atau 2x24 jam akan hancur oleh tubuh dalam 3x24 jam. "Dia akan mati dan diserap kembali oleh tubuh, lalu akan dimanfaatkan oleh pembuluh darah di sekitarnya. Zat yang bermaanfaat diserap, yang tidak bermanfaat ya dihancurkan," ia menjelaskan.
Walaupun merupakan metode kontrasepsi jangka panjang, pria yang baru saja divasektomi masih harus menggunakan kondom selama 20 kali berhubungan seks. Hal ini dikarenakan, masih ada sisa-sisa bibit sperma selama 20 kali berhubungan seks yang memungkinkan terjadinya kehamilan. "Untuk meyakinkan akan ada uji laboratorium," ujarnya.
Tidak hanya itu, vasektomi yang menghabiskan Rp1 hingga 3 juta atau Rp550ribu program subsidi pemerintah ini masih dapat dilakukan penyambungan atau rekanalisasi.
"Rekanalisasi bisa dilakukan tapi tingkat keberhasilannya hanya 60 persen kalau itu baru. Makin lama dia divasektomi, semakin rendah tingkat keberhasilannya (dalam artian kembali subur)," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar